Pada
dasarnya setiap kehidupan adalah adil bagi setiap yang menjalani kehidupan.
Ketidak adilan muncul dari setiap individu itu sendiri yang membuat semuanya
terasa tidak adil dan berat. Kebutuhan pokok dan mendasar semua makhluk dalam
hidup adalah rasa aman. Bukan hanya makhluk yang disebut manusia namun kesemua
yang tergolong makhluk pasti butuh dengan rasa aman. Bayi saja akan menangis
ketika merasa tidak aman, dan binatang akan menggigit atau menyerang ketika
merasa keamanannya terganggu.
Hidup
itu bukan untuk siapa-siapa, melainkan untuk diri sendiri. Betapapun maksud
yang kita lakukan diniati untuk cari perhatian, untuk membantu orang, untuk
berkorban, untuk orang lain judulnya tetap saja imbasnya ke diri kita sendiri.
Jadi kenapa kita selalu menghitung yang kita lakukan ke orang lain dan
menghilangkan yang diberikan orang lain.
Semua
manusia adalah orang baik, tidak ada satupun orang yang namanya jahat. Oang
yang sudah bertitel “penjahat” (sebutan orang lain kepadanya) sekalipun dia tetap punya kebaikan untuk orang
terdekatnya, misal kekasih ataupun orang yang bertitel saman terlebih dengan
dirinya sendiri. Jadi semua orang itu baik, cuman beberapa tidak menyadari dan
cenderung acuh dengan kemampuan bersikap baiknya.
Kemenangan
terbesar memang ketika kita sudah memenangkan diri kita sendiri, karakter yang
sangat beragam pada individu manusia merupakan sebuah tantangan untuk kita
dalam bersosialisasi. Dalam bangku sekolahpun tidak jarang seoarng guru kurang
bisa memahami karakter perindividu muridnya sehingga perlakuan terhadap
prestasi maupun kesalahan murid jadi tidak mengena. Imbasnya sampai sekarang
tetap saja dalam dunia sekolah untuk bisa jadi terkenal kalau tidak pinter ya
bandel atau kalau tidak paling cerewet ya paling pendiam yang diamnya kadang kelewat
diam. Tidak ada ruang bagi mereka yang biasa-biasa saja atau standar dengan
yang lainnya. Padahal nilai tujuh merupakan nilai yang tidak berlebihan dan
juga tidak kurang meskipun banyak sekolah yang sekarang mematok KKM lebih dari tujuh. Apa artinya memaksakan
kalau hasilnya bukan murni dari diri sendiri.
Aku
tidak tahu sedang membahas apa dalam tulisan ini, pikiran ini rasanya tidak
karuan. Banyak unek-unek yang terbendung. Mau isi tentang satu hal sangat tidak
fokus, ini malah lagi curhat. Episode baru di awal bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar